26 Februari 2010

Batuk, kering atau berdahak?



Batuk bukanlah suatu penyakit. Batuk merupakan mekanisme pertahanan tubuh di saluran pernafasan dan merupakan gejala suatu penyakit atau reaksi tubuh terhadap iritasi di tenggorokan karena adanya lender,makanan , debu, asapdan sebagainya.
Batuk terjadi karena rangsangan tertentu, misalnya debu di reseptor batuk (hidung, saluran pernapasan, bahkan telinga). Kemudian reseptor akan mengalirkan lewat syaraf ke pusat batuk yang berada di otak. Di sini akan memberi sinyal kepada otot-oto tubuh untuk mengeluarkan benda asing tadi, hingga terjadilah batuk
.
Batuk meupakan mekanisme pertahanan penting untuk membersihkan secret yang berlebihan dan bebagai materi asing dari aluran nafas. Namun, batuk pula yang menjadi factor penting dalam penyebaran infeksi, dapat mempertahankan kesadaran selama aritmia letal dan atau megubah aritmia ke ritme jantung yang lebih normal serta merupakan gejala utama menapa pasien meminta pertolongan medis.


Batuk melibatkan arkus reflex yang kompleks, dimulai dari stimulus reseptor iritan. Sebagai reseptor berlokasi di saluran penafasan. Berbagai penelitian menunujukkan bahwa pusat batuk terdapat di medulla. Selain keterlibatan saraf pusat dan saraf tepi yang kompleks, batuk juga melibatkan otot polos pada cabang bronkus. Dengan demikian iritasi pada mukosa bronkusakan menyebabkan bronkokonstriki yang menstimulasi reseptor batuk di aliran trnakhebronkial.

Batuk yang efektif bergantung pada kemampuan untuk mencapai aliran udara dan tekanan intratorakal tinggi, serta kemampuan meningkatkan pembuangan mucus yang menempel di dinding saluran napas. Sedangkan batuk yang tidak efektif dapat terjadi serta otot pernafasan menjadi lemah atau bila saluran pernafasan yang bersangkutan mengalami perubahan. Walaupubn berbagai pengobatan untuk meningkatkan baruk atau protrusive secara nonfaramakologis dapat meningkatkan mekanisme batuk, uji klinis membuktikan efek yang lebih baik pada morbiditas dan mortalitas pasien.

Walau batk merupakan meknisme fisiologis dan tidak baik bila disupresi sembarangan, batuk kronik dan berat akan sangat mengganggu pasien. Pasien dengan batuk kronik dan berat akan sulit beristirahat dan merasa lelah, terutama pada pasien usia lanjut. Saat inilah diperlukan obat yang dapat mengurangi frekuensi dan intensitas batuk.
Kodein merupakan salah satu agonis opioid yang memiliki efek menekena batuk. Efek penekenan batuk yang dimilikinya bekerja di sentral. Berbda dengan morfin, kodein lebih efektif diberikan oral dibandingkan dengan parenteraluntuk mendapatkan efek analgesic dan depresan saluran pernafasan.

Pemberian kodein pada dosis rendah cukup memberikan efek supresi dibandingkan dosis untuk analgesic. Adapun dosis yang dapat diberikan 10 -20 mg, sedanhkan untuk member efek supresi yang lebih maka dosis dapat ditingkatkan.

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, secret yang berlebihan di saluran nafas dapatmenginduksi terjadinya batuk sehingga penting diektahui dari pasien apakah batuknya menghasilkan sekrwet atau dapat dikatakan batuk produktif. Bersihan mukosilier merupakan proses dimana mucus saluran pernafasan dan beberapa zat yang terjebak diantaranya dibersihkan dari paru. Hal ini penting sebagai mekanisme pertahanan tubuh manusia. Demikian pula mucus yang menyebabkan rangsangan untuk batuk. Namun pemberian beberapa obat diketahui berefek pada upaya pembersihan mukosilier ini. Salah satu jenis ekspektoran yang dapat membantu membersihkan mucus tanpa mengubah transport mukosiler adalah guaiafenesin.
Sumber : Medika




Read More......

14 Februari 2010

Cast

Cast! apa yang terlintas dibenak anda dengan kata ini ? sinetron? aktris? Ya mungkin sudah ada yang pernah coba? Tapi bukan ini yang saya maksud. Ya fraktur atau patah tulang. Cast atau gips metode ini sudah lama dikenal bahkan sejak zaman mesir kuno yang digunakan untuk memperbaiki patah/fraktur tulang.

Fraktur adalah terputusnya kontuinitas tulang dan ditentukan sesuai jenis dan luasnya, fraktur terjadi jika tulang dikenai stress yang lebih besar dari yang dapat diabsorbsinya. Dahulu biasanya menggunakan papan atau bambu yang diikatkan secara paralel. Metode yang lebih maju pertama kali diperkenalkan oleh louis seutin (1793 - 1865) yang menggunakan bandage/kain yang telah diimpregnasi dengan kanji. Plaster of paris (POP) sendiri diperkenalkan oleh 2 perwira ahli bedah dan baru pada tahun 1850 digunakan secara massal pada saat perang Crimean oleh Nikolai Ivanovich Pirogov. POP komersial pertama dijual pada tahun 1931 di jerman dengan nama Cellona.








Fast Action Bonus #1
ViralURL.com System

Get your hands on the ViralURL.com System for free. This is a $239.64 annual value and worth the price of this package alone.

You will get this Link Cloaker, List Builder & Profit Generator System that I use myself.


It will protect your commissions... build your list... instantly create profit for you!




Sesuai dengan perkembanagan zaman, bahan gips kini bisa juga dari fiberglass atau pun poliester. Kelebihannya yang paling penting dibanding dengan POP adalah lebih kuat dan tahan air. Meskipun dari segi kenyamanan dan fungsi keduanya sama, penelitian Cuttler dkk, menunjukkan bahwa fiberglass lebih baik (more acceptable) dibanding dengan poliester.

Pemasangan gips dikerjakan 2-3 orang, seorang memasang perban (operator), seorang membantu dan memegang perban pada operator dan orang ke tiga menyangga ektremitas agar posisi tetap. Waktu pemasangan gips sesuai dengan variasi daya rekat bahannya yang pada umumnya 2-6 menit. Harus dijaga agar ektremitas tidak bergerak selama pemasangan
Gips yang ideal adalah yang membungkus tubuh sesuai dengan bentuk tubuh. Indikasi dilakukan pemasangan gips adalah :
 Immobilisasi dan penyangga fraktur
 Istirahatkan dan stabilisasi
 Koreksi deformitas
 Mengurangi aktifitas
 Membuat cetakan tubuh orthotik
Sedangkan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemasangan gips adalah :
 Gips yang pas tidak akan menimbulkan perlukaan
 Gips patah tidak bisa digunakan
 Gips yang terlalu kecil atau terlalu longgar sangat membahayakan klien
 Jangan merusak / menekan gips
 Jangan pernah memasukkan benda asing ke dalam gips / menggaruk
 Jangan meletakkan gips lebih rendah dari tubuh terlalu lama

Berikut adalah peralatan yang diguakan untuk melakukan gips :
- Plester / perban sintetik yang dapat dilebarkan
- Perban gulungan / perban elastik
- Lembaran gips berbentuk anyaman kecil
- Bidai untuk penguat
- Busa gips dari katun, poliester/poliethan untuk menyangga tulang
- Pisau
- Gunting
- Spidol permanen
- Beberapa lembar polietilen/koran untuk alas lantai
- Sarung tangan sekali pakai untuk melindungi tangan operator
- Wadah plastik besar berisi air bersuhu ruang 21-24° C atau sesuai petunjuk dari pabrik gips
- Krem tangan yang dipakai setelah pemasangan gips sintetik

Prosedur untuk gips :
1. Mencuci tangan
2. Membentangkan polietilen/koran di lantai
3. Menjelaskan pada klien apa yang akan dirasakan (rasa hangat pada saat pemasangan perban)
4. Mengukur perban gulung dan lembaran gips pada bagian ekstremitas yang akan di imobilisasikan
- Lembar gips diatur sedemikian rupa agar teratur masing-masing tersusun berlapis sampai habis ½ rol gips
- Beberapa lembar gips tambahan diletakkan diatas untuk penyangga tulang okranon, maleoli dan patella
- Lembar gips dipasang dari ujung distal sampai pada proksimal ektremitas. Bila terlalu banyak gips yang digunakan akan memungkinkan pemborosan dan menekan daerah dibawah pemasangan gips.
- Bagian tengah balutan perban tetap tegak pada air (suhu ruangan) untuk beberapa menit dan menjadi lunak agar mudah digunakan. Periksa langsung bahan gips sintetik
- Memeriksa efek air terhadap kekuatan rekat/tidak lentur pada tengah balutan oleh operator dengan hati-hati agar tak jatuh. Kekuatan maksimal dihasilkan oleh gips sintetik dari reaksi kimia
5. Mulai dari ujung distal, balutkan gips dengan baik dan tepat pada ektremitas, secara berlapis sampai habis ½ rol. Jaga gerakan gips dan tetap menempel dengan baik pada permukaan ektremitas. Secara hati-hati kombinasikan balutan berurutan kebawah dan balikkan tiap balutan menuju ke posisi bawah dengan tungkai dan tulang jari (ujung jari) secara melingkat atau memanjang. Jaga kombinasi susunan bawah gips agar sejajar dengan permukaan gips (tanpa penekanan) dan berlapis-lapis sehingga membentuk gambaran huruf V.
6. Potong gips sesuai ukuran dengan pisau tajam. Pasang perban gulung diatas susunan gips dan sesuaikan dengan bahan gips
7. Mengakhiri pemasangan gips dengan krem tangan gips untuk menjaga agar permukaan kulit luar tetap halus
8. Tanyakan pada klien jika hal ini menyebabkan ketidak nyamanan atau nyeri
9. Mencatat diagnosa dan data kecelakaan dan pemasangan gips dengan spidol permanen pada permukaan gips setelah mongering
10. Menghindarkan gips terhadap jari-jari tangan selama pasien bergerak. Keringkan dengan menganginkan gips agar hangat, sirkulasi lancar dan alirkan udara. Atau kipaskan udara diatas gips dengan kipas berputar untuk mempercepat penguapan air.
11. Mendokumentasikan prosedur dan respons klien pada catatan klien
Prosedur untuk membuka gips
1. Mencuci tangan
2. Menjelaskan pada klien dimana dan bagaimana pisau gips digunakan dan apa yang akan dirasakan. Siapkan pisau gips dan perlihatkan agar klien dapat mendengarkan bunyi suara mesin penggeraknya. Berikan penjelasan mengapa gips tak digunakan lagi. Tekan dengan pen disekitar daerah yang akan dibuka.
3. Membuat garis, sebaiknya di depan samping maleoli pada gips ekstremitas bawah. Pada ekstremitas atas biasanya digunakan bidai sepanjang jari-jari atau permukaan yang lurus. Informasikan pada klien untuk melihat dari bagian samping
4. Menghidupkan pemotong listrik sesuai gambar/garis yang telah dibuat
5. Mengistirahatkan tungkai yang bergips
6. Menyiapkan pisau listrik tersebut . tekan bilah tajam dengan hati – hati dan mantap pada gips agar pisau memotong gips . Dengan pisau gips iris secara perlahan , gips akan terbuka bila pengirisan telah lengkap. Naikkan bilah pemotong sedemikian rupa dan periksalah bilah tersebut di atas / bawah sesuai jarak penglihatan. Gips dipotong berurutan dengan tekanan memutar dan pergerakan sejajar sepanjang garis yang akan dipotong. Pertahankan garis bilah pemotong sepanjang ekstremitas dengan arah lurus ( satu arah )
7. Memotong gips pada kedua sisi. Bila terasa keras pada bagian depan, maka putar ke bagian belakang. Tempatkan bilah pada pembuka gips pada saat yang tepat untuk memotong. Pisahkan pada dua sisi berpasangan dengan membuka pada beberapa bagian sisi sepanjang bidai gips. Tarik gips dengan tangan. Potong cepat bahan gips dan balutan gulungan dengan gunting, jaga gunting tetap terbuka sejajar dengan kulit. Tarik ekstremitas secara hati-hati ke belakang. Pegang agar tetap dapat dipertahankan sesuai posisi seperti pada saat digips .
8. Membersihkan kulit dengan baik memakai sabun yang lunak dan air. Keringkan dengan lap dan berikan krem kulit .
9. Menjelaskan perlunya perawatan tindak lanjut dan latihan atau kunjugan pada ahli fisioterapi .
10. Mendokumentasikan prosedur dan respons klien dalam catatan klien




Read More......

1 Februari 2010

Diabetes Ketoasidosis

Diabetic Ketoasidosis (DKA) adalah suatu keadaan kekurangan insulin yang menyebabkan tingginya kadar gula darah dan akumulasi dari asam organic dan keton. DKA biasanya terjadi pada orang dengan diabetes tipe 1.

Penyebab
Diabetes ketoasidosis terjadi ketika tubuh tidak memiliki insulin. Hal ini menyebabkan sel otot, lemak dan hati tidak dapat menggunakan glukosa sebagai energy. Hormone yang lainnya seperti glucagon, hormone pertubuhan dan adrenalin akan memecah lemak menjadi glukosa dan asam lemak. Asam lemak akan iubah menjadi keton secara oksidasi.



Pada DKA tubuh mengalami pergeseran metabolism dari yang normal menggunakan karbohidrat menjadi lemak sebagai energy. Akibatnya gula darah akan meningkat karena tidak bisa ditransfer ke dalam sel dan lebih lanjut menyebabkan meningkatnya urin dan dehidrasi. Biasanya 10% dari total cairan tubuh akan hilang.
Symptom
Beberapa gejala yang timbul pada DKA :
- Haus
- Sering berkemih
- Lemah
- Mual
- Hilang nafsu makan
- Bingung
- Nafas pendek
- Kulit kering
- Mulut kering

Treatment
Perawatan di rumah lebih diutamakan untuk pencegahan terjadinya DKA dan peningkatan gula darah.
Jika anda diabetes tipe 1, anda seharusnya mengecek kadar gula darah setidaknya 3-4 kali sehari. Penegecekan lebih sering jika sedang sakit, infeksi atau pun cedera.
Untuk penanganan meningkatnya kadar gula darah bisa dengan menggunakan insulin kerja pendek, tetntunya setelah dikonsultasikan dahulu dengan dokter anda
Waspada jika ada tanda infeksi dan perbanyaklah minum non glukosa untuk menjaga supaya tidak dehihdrasi

Penanganan Medis
Penggantian cairan secara intravena merupakan pertolongan pertama untuk diabetes ketoasidosis. Hal ini berfungsi sebagai reverse dehidrasi dan mengurangi kadar glukosa dan asam. Sejumlah cairan mungkin diperlukan, terutama ion potassium yang pada cairan IV untuk mengkoreksi kekurangan.
Insulin diberikan untuk menurunkan kadar gula darah dan mencegah pembentukan lebih lanjut dari keton.
Pasien dengan diabeteses ketoasidosis sudah seharusnya masuk ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan yang intensif.
Beberapa pasien dengan mild asidosis dan kekurangan cairan dan elektrolit mungkin saja bisa dirawat di rumah. Tetapi harus tetap dengan monitor dokter.
Meskipun demikian, sangat penting untuk terus memantau kadar gula darah selama di rumah. Setidaknya 4 kali sehari. Peningkatan kadar gula darah dapat diatasi dengan penyesuaian dosis insulin.
Dengan penagngan yang tepat pasien dengan diabetes ketoasidodis bisa sembuh. Komplikasi yang sering terjadi karena penanganan diabetes ketoasidosis diantaranya kadar gula adarah, rendahnya ion potassium, akumulasi cairan di paru-paru (edem) atau pembengkakan di otak (cerebral edem)

Langkah utama untuk mencegah terjadinya diabetes ketoasidosis adalah dengan memonitor secara ketat kadar gula darah, terutama selam proses infeksi, stress, trauma atau penyakit lain yang serius, penyuntikan insulin yang teratur dan berkonsultasi dengan dokter jika diperlukan.




Read More......