29 Agustus 2009

Serius Error Glukometer

Dua minggu yang lalu FDA mengeluarkan peringatan akan adanya Serius Error pada penggunaan Glukometer dengan metode GDH PQQ.
---
Glukometer menjadi alat yang sangat dianjurkan untuk monitoring gula darah mandiri bagi para diabetes. Dengan pemantauan gula darah yang teratur dapat mencegah kejadian hipoglikemi, severe-hiperglikemi dan tentunya komplikasi diabetes.



Teknologi atau metode dari glukometer dapat dibagi mejadi 3 generasi :

Generasi pertama : Metode Fotometri. Darah akan bereaksi dengan reagen yang ada pada test strip sehingga terjadi perubahan warna. Perubahan warna inilah yang kemudian dibaca secara fotometri atau kolorimetri.

Generasi kedua : Metode Amperometri/biosensor. Pada metode ini menggunakan enzyme sebagai reagen. Glucose Oxydase (GOD) merupakan enzyme pertama yang digunakan. GOD akan mengoksidasi glukosa menjadi glukonolactone dengan katalis ion ferrocyanida. Elekton yang dihasilkan akan dibaca secara amperometri dan berbanding lurus dengan kadar gula darah.

Para peneliti dari Universitas California tahun 1996, alat pengukur kadar gula darah yang menggunakan enzim GOD dapat memberikan hasil yang berbeda dari individu yang sama. Hal itu terjadi, karena sampel darah dapat mengandung kadar oksigen terlarut yang berlainan, bergantung pada asalnya, Untuk itu, saat ini ada dua perusahaan biosensor di dunia yang berusaha mengubah penggunaan enzim GOD dengan enzim yang mengatalis reaksi reduksi, sehingga tidak bergantung pada kadar oksigen, yaitu enzim Glucose dehydrogenase pyrrolquinoline quinine (GDH PQQ).

Sekarang baru diketahui bahwa ternyata GDH PQQ juga bereaksi dengan no-glukosa sperti maltose, galaktosa dan xylosa sehingga hasil gula darah akan tinggi. Jika pasien diabetes mendapat insulin dengan dosis yang tinggi sebagai akibat dari hasil gula darah yang tinggi maka akan terjadi hipoglikemi, koma sampai kematian.
Sejak 1997 -2009 FDA telah menerima 13 laporan kematian yang dihubungkan dengan GDH PQQ test strip. Oleh karena itu FDA menganjurkan untuk tidak menggunakan glukometer dengan GDH PQQ terutama bagi pasien yang diterapi dengan non-glukosa.
Berikut list glukometer dengan GDH PQQ per Agustus :

Roche Diagnostics:
1. ACCU-CHEK Comfort Curve test strips :
ACCU-CHEK Inform meters [model 2001201]
ACCU-CHEK Complete meters [models 200 and 250]
ACCU-CHEK Advantage meters [models 888, 831, 850, and 768]
ACCU-CHEK Voicemate meters [model 0009221]
2. ACCU-CHEK Aviva test strips :
ACCU-CHEK Aviva meters [models 525, 535, and 555]
3. ACCU-CHEK Compact test strips :
ACCU-CHEK Compact meters [model GF]
ACCU-CHEK Compact Plus meters [models GP and GT]
4. ACCU-CHEK Go test strips
ACCU-CHEK Go meters [model GJ]
5. ACCU-CHEK Active test strips
ACCU-CHEK Active meters [models GG and GN]
Abbott Diabetes Care:
1. Freestyle test strips :
FreeStyle meters
FreeStyle Flash meters
FreeStyle Freedom meters
2. Freestyle Lite test strips :
FreeStyle Lite meters
FreeStyle Freedom Lite meters
Home Diagnostics:
1. TRUEtest test strips
TRUEresult meters
TRUE2go meters
Smiths Medical:
1. Abbott Diabetes Care Freestyle test strips :
CoZmonitor blood glucose module (for use with the Deltec Cozmo Insulin Pump)
Insulet:
1. Abbott Diabetes Care Freestyle test strips, for use with:
OmniPod Insulin Management System

Sumber :
http://www.fda.gov/MedicalDevices/Safety/AlertsandNotices/PatientAlerts
http://www.fda.gov/MedicalDevices/Safety/AlertsandNotices/PublicHealthNotification



Read More......

21 Agustus 2009

Marhaban ya Ramadhan

Marhaban ya ramadhan
Bulan suci yang selalu dinantikan
Bulan yang penuh ampunan
Bulan saat dilipatgandkan
Bulan Quran diturunkan

Saatnya kita berburu kebaikan
Saatnya kita menebus semua kesalahan
Saatnya kita menjalani ujian
Saatnya kita untuk menjadi manusia pilihan




Mungkin sangat melelahkan
Satu bulan menahan lapar
Satu bulan mengekang nafsu syeitan
Satu bulan untuk pengendalian


Ini memang ujian
Tak berari setelahnya bebas liar
Keberhasilan ramadhan
Terlihat dalam pengendalian sebelas bulan

Tak ada satu pun yang tahu
Jika kamu memang berlaku tipu
Melanggar aturan baku
Di belakang semua yang ada disekelilingmu
Karena puasa hanya untuk Tuhanmu

Kemulian yang dikhususkan
Harus kita dapatkan
Semangat !!!
Meraih semua keutamaan ramadhan



Read More......

11 Agustus 2009

SIM

Tidak seperti biasanya sabtu pagi ini harus sudah pergi. Tepat jam 7 kami harus sudah kumpul. Ada 8 orang yang satu rombongan. Si gendut yang belakangan gue tahu namanya fadli spanjang jalan mengome kalau jam segitu seharusnya dia masih tidur. Duduk di depan seorang ibu-porini namanya dia yang memulai pembicaraan dan beliau juga yang membuat suasana di jalan cair. “nanti kalau di tes praktek gimana ya “ si ibu mengawali pembicaraan. “ ya, nanti perwakilan saja, yang paling tua jadi wakil” si fadli memancing. Dan obrolan pun mengalir sudah.

Tak berapa lama, kami sudah sampai di tempat tujuan. “saya hanya mengantar saja, nanti kalau pulangmya ingi dijemput, ganti ongkos bensinya saja” sang sopir menjelaskan. Di tempat parker kami dikumpulkan dengan cabang yang lain yang masih satu agen. ‘nanti, kalau di dalam ada kesulitan, hubungi pak ferry aja!” kata sang sopir sebelum akhirnya dia pulang.



Hampir 20 orang yang erasal dari tempat kursusku. Adiknya pak Ferry lalu membawa kami masuk. “ sekarang tes tulis, langsung ke lantai dua saja” kata sang pemandu. Gue bersama rombongan satu cabang pun langsung naik. Tes tulis dilakukan secara komputerize. “ke ruangan sebelah yang tidak kebagian, ke ruangan yang manual” sang penguji member perintah. Hampir 500 orang yang mengikuti test hari itu.

Setelah mengerjakan 30 soal dalam waktu 15 menit. Kami pun di giring ke tempat praktek. Semua peserta yang berasal dari tempat kursus dikumpulkan dan hanya diberikan pengarahan. Sedangkan peserta yang datang sendiri di tes praktek langsung. Mungkin karena sudah kursus sehingga dianggap sudah bisa atau kah diskriminasi ? karena peserta yang dari tempat kursus meski hasil tes tulisnya tidak lulus tetap diluluskan juga. Entahlah… mungkin inilah sebabnya kenapa lebih baik keluar lebih membuat SIM melalui agen disbanding sendiri. Meski harus keluar kocek lebih.

Banyaknya peserta yang ikut membuat antrian panjang dimana-mana. Terutama di ruang foto. Rombongan gue juga termasuk yang lebih telat karena satu peserta rombongan telat dan agen memutuskan untuk menungguinya. Tak ayal salah seorang peserta ngamuk-ngamuk, memaki habis sang agen. Tetapi tak apalah akhirnya kelar juga ya hampir jam 1. Setidaknya untuk 5 tahun.



Read More......

7 Agustus 2009

Professional?

Sudah hampir satu minggu permasalahan yang sama masih saja belum terselesaikan. Berputar dan berkutat dengan pertentangan yang tak terkalahkan. Sama-sama ngotot. Memang akibatnya pasti ada yang dikorbankan.

Profesionalisme, sungguh kata yang indah. Namun sangat susah untuk dilakukan. Sekecil apa pun peran dan tanggungjawab kita mestinya dilakukan dengan sebaik mungkin. Semua memang memiliki tugas dan kewajiban yang bertumpuk tetapi hendaknya tidak dijadikan sebuah alasan untuk akhirnya mengabaikan salah satu kewajiban yang ujung-ujungnya mengorbankan kepentingan sang customer.


Profesionalisme dalam marketing artinya memprioritaskan apa yang customer inginkan. Baik dalam hal produk maupun pelayanan. Dari sinilah akan tercipta image atau pun brand awareness. Baik buruknya suatu perusahaan terletak pada salah satu ujung tombaknya yakni marketing dalam hal ini sering pula diasosiasikan dengan refresentative atau agent.

Sifatnya yang unpredictable-meskipun sebenarnya bisa diprediksikan membuat dunia marketing menjadi sangat menantang. Sifatnya yang segera membuat dalam beberapa hal terjadi benturan-benturan. Setidaknya itulah yang sering kami alami.

Selama ini image yang dialami belumlah terlalu baik. Aturan-aturan baku yang sangat kaku membuat image ini belum juga tergeser. Meski sebenarnya aturan yang dibuat adalah untuk memastikan bahwa image tersebut bisa digeser menjadi yang lebih baik. Semua perusahaan tentunya memiliki kebijakan/aturan tersendiri. Image yang baik tentunya terukur dari seberapa besar aturan tersebut ditaati oleh karyawannya.
Dalam hal ini marketing atau representative harus bisa mengkomunikasikan apa yang menjadi pagar perusahaan terhadap customer sehingga dari awal sang customer pun bisa memahami kebijakan yang diterapkan oleh perusahaan tersebut.





Read More......

1 Agustus 2009

Games Mekar sari

Waktunya games!!! Aku membagi peserta menjadi 8 kelompok masing-masing terdiri dari 5 orang plus seorang pengawas. Masing-masing peserta diberi modal 100.000,-. Mereka harus membelanjakan uang tersebut sebagai modal. Peserta di beri waktu satu jam untuk mengembalikan modal tersebut plus labanya.
---
Waktu sudah menunjukkan pukul 7 lewat 10 menit, pak Andi sang kepala rombongan belum muncul juga. Padahal sudah dijanjikan untuk berangkat tepa pukul 7. Untunglah, 5 menit kemudian yang ditunggu datang. Kami pun bergegas masuk mobil dan berangkat. “nanti mampit minimarket beli aqua ya pak!” rika memecahkan kesunyian dalam mobi. “nanti aja, di daerah cibubur pasti banyak” Yusri ikut nimbrung. Tak lama, kami pun sudah keluar daritol cibubur. Ya jarak dari kebun jeruk memang tidak terlalu jauh terlebih hari sabtu sehingga, jalanan pun relatif lancar.



“Kiri depan pak ! itu ada indomaret! Kita mampir di sana” segera kuberi aba-aba setalah lama berjalan. Kami pun mapir dan membeli 3 karton air minum. Masalah mulai datang, kap bagasi tidak bisa ditutup. “wah, gimana neh pak! Bisa klotak-klotak di jalan” seru nurdin.”ya sudah diikat saja” pak andi member solusi. Aku sama rika segera masuk lagi ke toko namun tak ada raffia, tak ada tambang atau benang. Untunglah sang pemilik toko punya persediaan. Kami pun bisa melanjutkan perjalanan. Sampai di tempat tujuan, deni yang bertugas hunting blok tempat ternyata datang terlambat. Pengunjung mekar sari cukup ramai hari ini. Aku pun segera berkeliling mencari tempat yang pas.

Peserta sudah semua terkumpul. Ice breaking yang aku buat ternyata kurang mencairkan suasana. Ya sebagian peserta tidak serius. Aku pun segera men-split team dan menjalankan program utama hingga acara makan siang.
---
Masing-masing peserta harus mengatur memilihproduk, mengatur strategi penjualan. Pengujung mekarsari yang ramai merupakan market yang potensial. Minuman dan makanan menjadi pilihan generik. Beberapa kelompok membeli aqua, mizone, teh kotak dsb.
Banyak kesan yang tercipta. Karena terbiasa jual combo pack, salah satu peserta menjual paket makanan 10.000,- berisi the kotak dan beberapa makanan ringan. Pemasarannya lumayan reepot karena banyaknya penjual makanan dan minuman juga sempat dilarang oleh petugas setempat.

Kelompok delapan menjual rujak. Mereka membeli buah kiloan dan menjualnya kembali secara eceran. Kelompok enam lebih kreatif. Mereka menjual jasa dengan membeli alat pijat, luasnya mekarsari pasti membuat orang lelah. Demikian mereka berargumen.

Kelompok satu yang gagal menjual minuman, banting setir dengan menjual tissue. Ya nongkrong di depan toilet. Apa kesimpulan mereka ? “tak satu pun dari 20 orang wanita Indonesia yang pakai tissue!” seru Istinari. Tak ada satu pun tissuenya yang laku. Cerita ikhsan lain lagi. Dia membeli satu pot bunga. “di sini kan banyak ibu-ibu, gadi cantik dan saya pun ganteng! Jadi saya sekalian hunting” selorohnya sambil ketawa.

Sampai dengan waktu yang ditentukan hanya kelompok como pack yang merugi. Minus 3.000,-. Selainnya meraup untung. Juara pertama mendapat laba 46.000,- juara dua dan tiga labanya 37.000,- dan 31.000,- games yang sangat menantang. Anda berani ???



Read More......