7 Agustus 2009

Professional?

Sudah hampir satu minggu permasalahan yang sama masih saja belum terselesaikan. Berputar dan berkutat dengan pertentangan yang tak terkalahkan. Sama-sama ngotot. Memang akibatnya pasti ada yang dikorbankan.

Profesionalisme, sungguh kata yang indah. Namun sangat susah untuk dilakukan. Sekecil apa pun peran dan tanggungjawab kita mestinya dilakukan dengan sebaik mungkin. Semua memang memiliki tugas dan kewajiban yang bertumpuk tetapi hendaknya tidak dijadikan sebuah alasan untuk akhirnya mengabaikan salah satu kewajiban yang ujung-ujungnya mengorbankan kepentingan sang customer.


Profesionalisme dalam marketing artinya memprioritaskan apa yang customer inginkan. Baik dalam hal produk maupun pelayanan. Dari sinilah akan tercipta image atau pun brand awareness. Baik buruknya suatu perusahaan terletak pada salah satu ujung tombaknya yakni marketing dalam hal ini sering pula diasosiasikan dengan refresentative atau agent.

Sifatnya yang unpredictable-meskipun sebenarnya bisa diprediksikan membuat dunia marketing menjadi sangat menantang. Sifatnya yang segera membuat dalam beberapa hal terjadi benturan-benturan. Setidaknya itulah yang sering kami alami.

Selama ini image yang dialami belumlah terlalu baik. Aturan-aturan baku yang sangat kaku membuat image ini belum juga tergeser. Meski sebenarnya aturan yang dibuat adalah untuk memastikan bahwa image tersebut bisa digeser menjadi yang lebih baik. Semua perusahaan tentunya memiliki kebijakan/aturan tersendiri. Image yang baik tentunya terukur dari seberapa besar aturan tersebut ditaati oleh karyawannya.
Dalam hal ini marketing atau representative harus bisa mengkomunikasikan apa yang menjadi pagar perusahaan terhadap customer sehingga dari awal sang customer pun bisa memahami kebijakan yang diterapkan oleh perusahaan tersebut.





0 komentar: