23 September 2008

Multipricing BBM, Mungkinkah

Harga BBM dunia makin meroket, hampir menembus $150 per Barrelnya. Sungguh angka yang fantastik! Yang belum pernah tercapai sebelumnya. Rekor baru.

Jika kita sejenak berpikir kita yakin bahwa harga tersebut bukanlah angka terakhir, angka tersebut akan teru merangkak naik seiring dengan menipisnya cadangan minyak dunia. Dan kita tahu bahwa minyak termasuk salah satu sumber energi yang tak terbarukan artinya akan habis. Dan bila di hitung konsumsi minyak dunia telah mencapai 2-3 kali lipat daripada penemuan sumber minyak baru. Dengan demikian apalila kita hitung maka kelak dunia akan kehabisan minyak. Olehkarena itulah dari sekarang mulai dicarikan sumber alternatif lain seperti biosolar, bioetanol atau pun mengurangi konsumsi minyak dengan penggunaan mobil hybrid.

Kontroversi kenaikan harga minyak di Indonesia sendiri jadi unik karena di tentang oleh sebagian warganya. Memang selama ini yang menikmati subsidi minyak adalah orang kaya tetapi kenaikan harga minyak akan membawa efek domino ke semua bidang mulai dari harga sayuran sampai ongkos transportasi yang meningkat.

Menaikan harga BBM memang bukan pilihan populer bagi pemerintah tetapi harus tetap dilakukan selain untuk menyelamatkan APBN juga untuk mengimbangi pasar terlebih harga setelah kenaikan pun toh tetap harga BBM di Indonesia paling murah bahkan untuk regional asia tenggara pun.

Dana subsidi yang berhasil dipangkas dialihkan menjadi Bantuan Tunai Langsung (BLT) yakni bantuan untuk masyarakat miskin beruap pemberian dana 100.000 per bulan yang lagi-lagi program ini pun banyak menuai kritik.

Saya sendiri setuju dengan kenaikan harga BBM karena memang benar yang menikmati hanyalah orang berduit yang punya mobil. Data menunujukkan bahwa memang konsumsi terbesar BBM adalah untuk kendaraan pribadi. Meski pemerintah akan meningkatkan pajak untuk kendaraan pribadi tetapi tidak akan banyak berpengaruh. Survey memperlihatkan bahwa orang kaya di Indonesia pun semakin bertambah. Oleh karena itu perlu peningkatan komponen pajak yang lainnya tentunya diikuti denagn perbaikan sarana transportasi umum.

Seandainya ada kenaikan harga BBM saya mengusulkan agar dilakukan multipricing. Selama ini BBM dijual dengan one price contohnya premium 6.000/ltr ke depannya perlu dilakukan multipricing logikanya sama seperti tarif untuk tol dimana tarif disesuaikan dengan jenis kendaraan. Untuk BBM tentunya hal ini juga bisa dilakukan! Tidak ada yang susah. Dengan demikian subsidi akan tepat sasaran karena harga BBM untuk mobil pribadi dengan mobil umum misalnya otomatis berbeda. Permasalahnnya gimana dengan meter pengukuran di SPBUnya? Hal ini bukanlah masalah utama kita bisa lihat di supermarket suatu timbangan bisa di set untuk beberapa harga, kenapa hal ini tidak kita terapkan untuk SPBU?

1 komentar:

Acunk mengatakan...

Halo Mas Wawan, kalau saya sih tidak peduli2 amat harga bbm mau dinaikkan atau tidak, yang penting saya tetap bisa makan hehehe...
Saya malah setujunya itu bbm tidak perlulah dikelola lagi sama pemerintah, kan ada swasta, seperti di amrik sana, atau di rusia skrg.