19 November 2008

welcome home,

Pramex merupakan satu moda alternative bagi orang solo yang bekerja di jogja. Seperti hari ini, tepat jam 7 kereta mulai mlaju dari purwosari. Kereta sudah penuh sesak dengan para pekerja bahkan sebagian rela duduk di lantai dengan beralaskan Koran. Hanya perlu mengeluarkan kocek Rp. 7000 untuk sampai di jogja, Tetapi untuk para pekerja biasanya mereka sudah berlangganan sehingga jauh lebih hemat. Jam 8 tepat keret sudah sampai di stasiun lempuyangan, saya pun segera melanjutkan dengan taxi menuju kantor yang berada di daerah jogokarian.


Jogja sudah mulai memasuki musim penghujan. Hampir setiap hari turun hujan, berkeliling jogja di tengah rintikan air hujan merupakan suatu kenikmatan tersendiri. Ada yang sedikit berubah, pembatas jalan di beberapa ruas jogja kini ditanami pohon, bis transjogja pun sudah beroperasi meski tidak memiliki jalur tersendiri seperti bus way di Jakarta, namun moda yang satu ini pastinya lebih nyaman dibanding kobutri dan sejenisnya.

Hotel ‘W’ yang telah dipilihkan kantor ternyata tidak sesuai dengan harapan. Fasilitas hot spot yang diminta pun ternyata tidak tersedia, lebih menyedihkan karena menu sarapannya hanya roti dengan secangkir the/kopi. Saya jadi heran kenapa pak andi senang banget nginep di hotel ini ?

Ada perasaan miris ketika menengok kembali kampus tercinta. Puting beliung baru saja meruntuhkan beberapa pohon di sekitar gelanggang UGM. Bahkan 2 pohon beringin di pojok Grha Sabha terangkat hingga akarnya. Beberapa bangunan pun mengalami kerusakan. Konon kerugian ditaksir mencapai 2M.

Tak banyak teman yang kini tertinggal di jogja. Hanya mereka saja yang merupakan penduduk jogja yang ada. Eni dan fitri ada acara ke semarang, sehingga tidak bisa berjumpa. Adapun risang sibuk dengan apotek dan privatnya. Tak banyak waktu memang yang tersedia, masing-masing kini telah sibuk, begitu pun saya hanya senggang malam yang ada. Meski demikian saya sangat senang.

Tujuan ke jogja kali ini merupakan kunjungan khusus untuk teman satu wismaku yang kini akan wisuda-finally. Ya seorang introvert yang unik! Mungkin dia yang terakhir meninggalkan jogja. Setelah sebelumnya iwan pun kembali ke asalnya di Sumbawa. Mungkin ini juga pertemuan terkahir di jogja, we never know- mudah-mudahan di kesempatan lain kita berjumpa.

Di jogja, saya juga berjumpa dengan candra-best friend for ever, suatu kecelakaan terjadi padanya. Namun syukurlah tak terlalu parah adanya. Di jogja saya juga bertemu dengan Rukayah, teman satu organisasi dan KKN yang kini telah menjadi seorang ibu. Sungguh waktu terasa cepat berlalu.
Jogja, meski kini tampak berbeda, namun tetap ada yang tak akan sirna di sana.

1 komentar:

Anonim mengatakan...

duh senangnya bisa homestay di yogya .... jadi pengen....wawan angkatan berapa?