14 November 2008

Solo

Senin, 10 november d’journey begin. Again. Jogjalah yang menjadi tujuan. Sudah hampir setahun tidak menengok kota tercinta. Flight schedule jam 7, karena pada sebelumya dua kali blue bird jemput ke rumah tetapi tidak ketemu bahkan hampir saja tertinggal pesawat, maka saya minta blue bird stand bye jam 5. Mungkin berkaca dari situ pula jam setengah 5 blue bird sudah menunggu di depan rumah.

Sebelum ke jogja, dua hari pertama akan dihabiskan di solo. Tetapi berhubung penerbangan solo di atas jam 12 maka mampirlah ke jogja terlebih dahulu. Pesawat seharusnya landing jam 9 tetapi traffic yk padat maka sang kapten pun memberitahukan bahwa terpaksa harus berputar-putar terlebih dahulu. Sekitar 15 menit pesawat berputar di daerah yang tidak tahu dimana tempatnya. Lumayan bête juga, makanya saya bisa maklum kenapa sekarang pak samto trauma naik pesawat setelah berputar-putar sejam sebelum landing.



Dari Adisucipto, perjalanan dilanjutkan dengan Pramex. Seandainya shinkasen ada. Andai saja MRT Jakarta tidak harus menunggu 2015. Perlu 1 jam pramex sampai di solo, waktu pun sudah menunjukkan setangah 12, capek ! lelah ! dan tentu saja lapar! Perlu mengeluarkan kocek 25ribu untuk menggunakan taksi-yang ternyata semacam carry lama menuju Diamond di jantung solo.

Perjalanan ke solo sekarang merupakan yang kedua kalinya. Semasa kuliah bersama boby pernah berkeliling solo : gramedia, klewer, kraton, solo grand mall dsb. Kini saatnya napak tilas. Beberapa teman yang berada di solo puji, fajar dan ulfi ternyata letaknya cukup jauh dari jantung solo, sehingga tidak bisa sekedar bertatap muka. Beruntunglah ternyata ada susi-teman satu angkatan yang setelah diselidik ternyata masih satu group company. Let’s go!

Wisata kuliner khas solo, nasi liwet mbah lemu memang layak di coba. Ditemani alunan lagu jawa dari pengamen menambah nikmatnya santap malam. Meski pada ujungnya ada yang tidak mengenakan, karena pengamen yang beredar setengah memaksa besaran sumbangan. Berkeliling solo di malam hari sungguh mengasyikan. Jalanan yang lengang, kerlipan lampu kota, dan kelompok-kelompok anak muda yang nongkrong di beberapa sudut. Namun sayang karena kucuran air hujan mulai membasahi solo, perjalanan pun harus segera di akhiri.

Tidak seperti yang lainnya menu breakfast berupa pilihan : dimsum-menu favorit, nasi goreng atau roti bakar. Meski hanya satu menu, ada service plus -manajemen hotel turun langsung menghampiri semua tamunya menanyakan tentang kondisi hotel, menu sarapan dsb mengenai pelayan yang tersedia. Mungkin hal ini pula yang menyebabkan hotel ini selalu full. Perlu sesuatu service extra yang membuat consumer puas, sehingga akan terbentuk loyalitas.

Hanya dua hari waktu yang tersedia untuk menikmati solo. Esok pagi harus segera ke jogja. Selamat tinggal solo, suatu saat nanti saya akan kembali, lagi.

0 komentar: