Penulis: Bagus Sahroni
When we are no longer able to change a situation, we are challenged to change ourselves! Victor Frankl (holocaust survivor, writer, and psychoanalyst)
BANYAK perusahaan yang akan melakukan reformasi dan perubahan dari masa ke masa mengalami masalah dan hambatan yang sama dan sangat mendasar: Untuk apa harus berubah? Meskipun telah lama digaungkan dan banyak orang sadar perubahan akan datang, namun masih banyak yang enggan berubah. Mereka sudah sangat nyaman dengan keadaan sekarang sehingga malas beradaptasi, karena belum tentu dengan melakukan perubahan, mereka akan memperoleh rasa aman dan nyaman yang sama yang saat sekarang sudah digenggamnya.
Apa yang membuat orang enggan berubah? Menurut John C. Maxwell, ada 14 Alasan mengapa manusia enggan berubah:
Perubahan tidak datang dari diri sendiri
Gangguan terhadap rutinitas
Perubahan menimbulkan ketakutan terhadap sesuatu yang baru
Tujuan perubahan tidak jelas
Perubahan menimbulkan rasa takut gagal
Pengorbanan yang diberikan terlalu besar
Sudah sangat puas dengan kondisi masa kini
Pikiran-pikiran yang negatif
Para pengikut tidak memiliki respek terhadap pemimpinnya
Kecemasan seorang atasan
Perubahan bisa berarti kehilangan sesuatu
Perubahan menuntut tambahan komitmen
Berpikir sempit
Terperangkap tradisi
Alasan yang dikemukakan Maxwell di atas, banyak dialami perusahaan yang berdiri sudah cukup lama dan memiliki karyawan yang tinggi loyalitasnya. Mereka pada umumnya berada di comfort zone (complacency syndrome) sehingga memiliki tingkat kekuatiran yang tinggi, bila harus melakukan perubahan. Rasa enggan dan keadaan yang sudah nyaman merupakan salah satu faktor utama yang membuat gagalnya perubahan, jadi TINGGALkan zona AMAN anda, InsyaAllah sukses akan menghampiri anda.
Faktor-faktor lain penyebab gagalnya perubahan adalah:
Pengaruh dan karisma pemimpin yang kurang kuat,
Salah memperhitungkan perubahan,
Adanya sabotase ditengah jalan,
Komunikasi kurang baik,
Tidak mendapat dukungan dari bawahan,
Adanya diskriminasi didalam perusahaan.
Tidak jarang perusahaan yang sudah cukup lama berdiri dipaksa berubah. Biasanya karena tuntutan pasar atau kalah bersaing. Perusahaan yang terpaksa melakukan perubahan, biasanya akan mengalami banyak masalah. Salah satu yang paling utama adalah pertentangan internal. Mereka akan menentang mati-matian untuk mempertahankan keadaan yang sekarang. Banyak dari mereka khawatir, jika perubahan dilakukan mereka akan tersingkir.
Jika Perusahaan memiliki type karyawan dengan kapasitas seperti ini, maka peran pemimpin sangat besar. Pemimpin tidak boleh bosan mensosialisasikan perubahan.
Ada 3 acuan utama yang harus dilakukan pemimpin untuk mengatasi ketakutan dan resistensi karyawan terhadap perubahan:
Perusahaan menentukan tujuan.
Menciptakan suasana kerja kondusif, termasuk menerapkan sistem reward-punishment.
“Leading by Example”.
Herbert Spencer mengatakan’ “makhluk hidup dibedakan dengan makhluk mati, melalui perubahan yang terjadi setiap saat didalamnya”. Dengan demikian sudahlah jelas, bahwa perubahan adalah bukti adanya kehidupan. Adalah hal mustahil pemimpin menyelesaikan suatu persoalan hari ini, dengan alat yang telah berusia lebih dari 20 tahun" (If we do what we have already done, we will – always - get what we have already got). Kebenarannya adalah, orang-orang yang tidak mau dan tidak dapat mengubah pikirannya, tidak dapat dan tidak akan mengubah apapun.
Sebagai penutup tulisan ini saya kutip pernyataan John Patterson,
“Hanya orang bodoh dan orang mati yang tidak berubah pikirannya. Orang bodoh: tidak mau. Orang mati: tidak bisa.”
0 komentar:
Posting Komentar