25 Desember 2009

Kreativitas tanpa henti

Kejamnya Jakarta tidak mematahkan semangat orang-orang untuk beradu peruntungan. Boleh dikata asal nekad tapi tak mengapa daripada menganggur tidak jelas di kampung. Ada kebanggan tersendiri jika berhasil mendapatkan penghasilan di kota terpadat di negeri ini. Meski tidak berbekal keahlian khusus bukan berarti kreativitas terhenti. Justru pada saat – saat kepepet ide – ide itu muncul.





Seperti halnya di griya pelangi. Demikian sang penghuni memberi nama. Sebuah petak kontrakan yang dihuni oleh beberapa orang. Kalau hari minggu bisa sampai 20 orang. Di sini tempat berkumpulnya Jo dan kawan-kawan selepas seharian bekerja. Ya sekerja-kerjanya di Jakarta.

Untuk mengisi waktu luang mereka menerima sablon kaos. Tidak ada mesin atau alat sablon. untuk sementara hanya menerima sablon dengan warna hitam saja. "kami menggunakan tinta printer" jelasnya. Sebagai master sablon mereka menggunakan bahan dari kayu press yang diukir sendiri.

Butuh ketelitian. Karena semuanya dibuat hand made. Untuk sementara mereka membuat kaos propaganda. Mereka biasanya menjual hasil karyanya pada event-event tertentu saja. “kami kemarin menjual kaos ini pas demo mendukung KPK”. Master bekas sablon-nya nanti bisa dijadikan hiasan dinding jadi masih bisa bermanfaat. Selain sablon ada juga yang membuat patung mini yang terbuat dari kawat.bahannya mereka beli dari kawat kabel yang kenudian dibuang pembungkusnya.

Meski sederhana tapi di sinilah awal mimpi mereka retas.





0 komentar: