25 April 2009

dayung perahu

Minggu 19 april jam 07.00 saatnya meluncur ke bandung. Salah seorang “kakak” menggenapkan separuh agama. Kebetulan juga sang sohib akan menghadiri seminar di kota yang sama. meski awalnya terasa canggung, karena kita berenam sebelumnya tidak saling kenal tetapi suasana mencair juga.
Jalanan masih lengang, maklum masih pagi. Jam 09.00 tepat, kami berenam sudah berada di paris van java. Gelaran resepsi masih jam 11.00 sedangkan sang sohib akan menuju ke sebuah kantor di Surapati Core. Aku memang sempat setahun di bandung, aku pun di daulat menjadi guide. Sebelumnya kami juga sarapan di ampera.

Sebelum seminar di gelar ternyata ada konvoi dari kantor Surapati Core menuju Sasana Budaya Ganesha. Bandung kota kecil, tak pelak konvoi pun memacetkan lalu lintas. Waktu sudah menunjukkan jam 11.00 kami memang agak telat tiba ke Surapati Core karena terjebak pasar tiban Gazeboo hampir satu jam. Karena berbeda kepentingan aku pun memutusakan split dengan sang sohib untunglah ada ririn-sahabatnya Irna yang juga akan menghadiri resepsi. Berdua kami pun bertaksi ke tempat acara di biofarma. Ekor konvoi masih ada, kami pun terpaksa berkelit-kelit mencari jalan alternatif, lumayanlah tidak terlalu macet. Antrean plat B memang cukup banyak setiap weekend.



Geng narxiz, akhirnya bisa bertemu pula. Ya beberapa anggota geng memang hadir. Mereka kompak menggunakan uniform kebaya dengan warna merah yang dominan. Namanya juga narsis, dimana pun bisa beraksi. Mengambil beberapa sudut bahkan di tengah ruangan resepsi, di mobil pengantin, bahkan di mobil pengunjung narsis tetap bergaya. Selain itu narsis pun paling sering naik panggung untuk mengambil gambar dengan sang mempelai. Sayang sebuah pertunjukkan yang telah disiapkan geng batal digelar.

Ya jodoh merupakan rahasia Ilahi. Meski terbilang singkat ta’aruf yang dilakukan tapi semoga menjadi keluarga yang sakinah dan langgeng . Namun tak sedikit pula keluarga yang akhirnya split meski sudah dimulai dengan pacaran bertahun-tahun. “tampak mirip ya!” istri diciptakan dari tulang rusuk suami, mungkin itulah kenapa pasangan suami istri memiliki kemiripan.

Sang “kakak”, akan segera dibawa sang suami ke kota gudeg. Ridho istri ada di ridho suami. Dan selayaknya pula istri taat kepada sang suami, ya selama tidak melanggar aturan agama. Di era global, terkadang banyak sang istri yang tidak taat bahkan menguasai sang suami.

Entahlah mungkin karena perahuku belum di kayuh…



0 komentar: