20 Juni 2009

Batik

Mau ke undangan pak ?... bukan mungkin, tapi itulah kesan pertama pada hampir 90% orang yang aku jumpai. Hari ini jumat, terinspirasi dari perjalanan ke solo kemarin juga dari seragam yang dipakai waktu event di solo kemarin, aku beserta bosku sepakat untuk berbatik.

Bukannya setuju dengan gerakannya Jusuf Kalla, tapi itulah realitas yang ada. Kita memang tidak lebih menyukai produk dalam negeri. Termasuk saya! Mungkin…


Batik, yang telah diklaim Malaysia. Kita saja masih enggan memakainya. Masih sebatas untuk acara formal atau jamuan saja. Tetapi sedikit mulai sudah ada pergeseran.

Seperti halnya sulaeman. Kemarin dia memborong batik. Hampir 20 potong dibawanya. “gue lihatin si dwi ko kayaknya enak banget ya pakai batik. Ke kantor OK, kalo mo maen ke Bioskop juga OK, ke Diskotik juga OK, coba kalau pakai baju kayak kamu masa ke diskotek pakai pakaian resmi gitu, kaya Om – Om loh.” Begitulah komentar dari sulaeman. Tak heran sudah seminggu ini dia pakai batik terus ke kantor.

So, sekarang sudah sepakat untuk hari jumat, saya akan menggunakan batik. Begitu juga with myboss.



0 komentar: