21 Juni 2009

Hati hati berpikir Postif!

Positive Thingking-lah ! begitu kita sering mendapat saran atau pun sekedar untuk melawan kecemasan. Bahkan hampir di setiap pelatihan pengembangan diri, kita sering dianjurkan untuk berpikir positif. Kita selalu dianjurkan untuk mengontrol dan mengendalikan ketakutan atau pikiran negative lain yang kita alami. Padahal riset menyebutkan manusia memiliki 60.000 pikiran setiap hari. Bisa dibayangkan betapa sulit dan mustahilnya membuat semua pikiran itu positif.

Banyak motivator menganjukan untuk mencapai keinginan, cita-cita kita harus selau berpikir positif, padahal pikiran kita (12%) hanyalah efek dari perasaan kita (88%). Sebab bagaimanapun kita berupaya membentuk pikiran agar positif, kalau perasaan kita masih negative, Pasti pikiran kita akan kembali negative. Sebaliknya keistimewaan ikhlas adalah kalau anda berhasil membuat perasaan anda tenang dan positif maka otomatis anda hanya berpikir yang positif.



Berikut mengapa kita perlu berhati-hati menerapkan strategi “berpikir positif”
Pertama, karena sifatnya yang abstrak banyak yang tidak menyadari bahwa pikiran negative dilahirkan dari perasaan negative yang lebih berupa vibrasi energy bukan pikiran. Sehingga walaupun seperti ada manfaatnya, positive thinking merupakan resep yang keliru untuk mengubah pikiran negative menjadi positif.

Kedua, karena penyebab timbulnya pikiran negative adalah suatu perasaan di dalam hati (bawah sadar) maka segala usaha untuk menanamkan pikiran positif yang tidak dilakukan di hati menjadi tidak tepat sasaran. Dan betapa pun mulia niat seseorang untuk berubah menjadi lebih baik, prosesnya sangat sulit dan hasilnya mengecewakan.

Ketiga, ketika kita berusaha untuk berpikir positif kita secara tidak sadar memusuhi, membenci dan tidak menyukai bagian dari diri kita sendiri (yang negative). Seperti hokum alam dan pepatah kuno “apa yang kita benci akan cenderung membesar dan apa yang kita tekan akan menekan balik” hal ini juga berlaku bagi pikiran kita. Bagian negative diri kita akan semakin terlihat dan kita akan semakin tidak menghargai diri kita sendiri.

Dari Quantum Ikhlas : Erbe Sentanu



0 komentar: