24 Januari 2009

Sinetron Kehidupan

Jumat pagi si boss sms bahwa agenda untuk mock detailing team yang menjadi tanggung jawab saya belum ada. Bar akan dimulai bulan depan. Ah senangnya ! ya saya sudah di bandung ! sudah dekat ke rumah apalagi seninnya hari libur ! ngapain lagi makin mantaplah liburan at home!




Kembali ke rumah, merupakan waktu yang bagus untuk beristirahat. Melupakan sejenak tugas-tugas kantor, hiruk pikuk Jakarta dan strees yang dibuatnya. Kembali ke rumah, kembali menghirup udara segar pedesaan yang membuat badan kembali fresh ! Garut terkenal dengan dinginnya, ya itu pula yang kurasakan. Sudah lama merantau kembali ke rumah masih tetap perlu adaptasi. Hawanya yang sejuk sangat enak untuk tidur. Entahlah saya pun tak mengerti, kalau di Jakarta hampir setiap hari baru bisa pulas di jam 12, namun di sini jam 8 pun setan ngantuk sudah menghampiri, meski sudah tidur siang sekalipun. Tak heran pula bibi dan pamanku betah kalau liburan ke rumah. Enak buat istirahat katanya.

Saudaraku Popeye- sang pelaut baru saja mendarat. Senin kemaren. Ya setelah hampir setahun lebih berlayar akhirnya pulang juga. Sebulan setelah menikah dia harus pergi melaut untuk kerja. Bahkan anak pertama lahir pun tidak bisa menjadi saksi karena masih berada di tengah lautan. Kini akhirnya kembali, membawa sekoper uang sebagai pengganti rasa kangen yang lama terpisahkan.

Dudk bersama denagn sanak saudara, memutar ulang kisah lama. Kisah masa lampau ketika saya belum lahir ke dunia. Kisah yang memilukan dan mungkin tak pernah kubayangkan. Ya kisah saudara-saudaraku waktu kecil yang dibuang oleh ayahnya karena mendua. Layaknya kisah sinetron bahkan lebih penderitaan mereka. Itu yang sekilas terbaca ketika emak bertutur. Perjuangan yang berat. Kisah yang menjadi penggugah bahwa kita harus tetap berjuang. Kita harus tetap tegar. Dan satu keyakinan bahwa dunia ini pasti akan berputar.

Empat orang anak kecil yang kucel dan kumuh yang tak dinafkahi ayahnya. Mereka kelaparan ! jangan tanya untuk pakaian atau pun perhiasan! Berharap dapat nasi di rumah ibu tiri namun apalah mereka hanya dikunci dan baru diberi amakan setalah siang hari. Sempat mereka tercerai karena 2 diantaranya diminta orang, namun tak kunjung lama karena toh di rumah orang juga mereka tidak senang, mereka dijadikan pembantu!

Sang ibu hanyalah orang biasa yang juga dimurka oleh orang tua, begitu pula saudara-saudaranya. Sang ibu pun berjuang untuk menghidupi semua anaknya. Dan juga satu tekad yang kuat mereka harus sekolah. Satu prinsip yang mungkin sangat jarang mengingat masa itu orangorang berpikiran pendek. Buat apa sekolah ? sang anak kucel pun berangsur-angsur dewasa, mereka mulai bisa berbenah diri meski dengan seadanya. Mereka bisa sekolah !

Para pelaku sinetron itu kini masih ada. Ya sinetron kehidupan yang sangat memilukan. Itulah getirnya kehidupan dulu. Tetapi mereka kini bisa berseri, mereka bisa menunjukkan kepada sekitar bahwa mereka tidak kucel lagi, bahakan mereka kini statusnya jauh disbanding dengan mereka yang mencacinya dulu, mereka yang menghina dan menjadikannya pembantu dulu. Bahakan mereka bisa pamer kepada saudara-saudara tirinya yang dulu sangat dimanja dan dipuja.

Ya sekolah! Ilmu bisa mengubah semuanya! Janganlah berhenti untuk mencari ilmu. Ilmu bisa menghasilkan harta tetapi tidak sebaliknya. Ada hikamah disetiap perjalanan hidup. Tergantung bagaimana kita menyikapi dan mensyukurinya.

Read More......

22 Januari 2009

Perfect

Perfect. Ya seperti inilah tempat menginap yang ideal. Meski tidak begitu luas tetapi nyaman dan yang jelas ada wifi. Hotel L terletak di sudut perempatan, dengan ruang yang terbatas sang pemilik pun menyulapnya menjadi beberapa kamar. Oleh karena itu tak heran kamarku mesti tergopoh di lantai 3. Ya karena yang twin hanya di sana. Kilatan keramik yang eksotis, berbagai ukiran dan lukisan di sepanjang lorong hotel. Minimalis! Itulah kesan pertamanya.




Perputaran hari kedua tidak terlepas dengan mengunjungi klien-klien lama. Alhamdlillah mereka pun masih mengenal baik. Ya customer relationship- itulah modal utama. Sebagai seorang marketer atau apapun tugas kita hanyalah mengurusi customer. Membuat costomer nyaman dan loyal terhadap kita. Dan tentunya jangan pernah membuat customer kecewa. Meski kita sudah pindah company, sepanjang track recordnya baik, tentunya mereka akan dengan mudah menerima produk kita yang baru. Emotional!
Ada rasa bersalah. Ya karena bulan kemarin waktu ke manten, kakaku yang di depok tidak dihampiri sehingga dia pun tidak pergi ke resepsi tersebut. Meski waktunya sempit terpaksa juga kayaknya harus mampir. Cuma setengah jam saja! Tapi tak mengapa untuk melepas rasa berdosa dan kangen. Mempererat silaturahmi dan yang jelas juga tempat sebagai berbagi. Ya kakakku ini merupakan sulung keluarga sehingga selalu diajadikan tempat untuk meminta nasihat bagi adik-adiknya.

Perputaran demi perputaran, ya beginilah dunia marketing, sales ! seperti hari ini. Prospek pasar makin luas. Tergantung sejauh mana kita mau menggarapnya. Tak ada kata sulit! Semua pasti ada jalan. Jika memang tidak bisa berkompetisi, kenapa tidak membuat market yang baru!

No pain no gain. Mungkin pepatah ini sering kita dengar. Begitu pula di dunia sales ! untuk mendapatkan lebih, tentunya kita juga harus bekerja lebih. Hasil itu akan sebanding dengan usaha ! jika kita menginginkan hasil yang lebih maka perlu tenaga yang extra pula.

Sudah tidak ada waktu untuk sang pengeluh! Kompetisi semakin sengit ! tak ada guna mengeluh! Ya team di bandung banyak mengeluh, complain masalah a sampai z, sehingga gairah kerja pun pudarlah jadinya. Belum lagi rencana kerja yang tidak terplanning dan detail. Harus RE-CODE memang!


Read More......

21 Januari 2009

Hotel hantu

Tak sangka ternyata ada juga kesempatan untuk up country. Dengan mendadak si boss menyuruh membenahi bandung CITO ! bahkan OR belum ditransfer pun sudah harus jalan. Buatku seh ya tidak masalah setidaknya bisa kembali bertemu dengan sejumput teman dan narxiz geng. Tapi… ada yang tidak pas. Jam setengah 12 malam vokalis geng narxiz telpon bahwa dia akan ke Jakarta ! ya Astellas akan melangsungkan annual meeting-nya. Memang tidak berjodoh, dah beberapa kesempatan tidak bertemu jua, termasuk kali ini. Tiga anggota geng yang notabene satu company ke Jakarta sedangkan aku ke bandung ! huh… irna, gandjar and susi…ga ketemu deh.




Perjalanan ke bandung dimulai dengan cipaganti. Jam setengah 8 Piaggio yang membawaku telah meluncur meninggalkan shuttlenya di meruya. Sedangkan temanku meluncur dari pondok inah dengan travl yang sama. ada banyak travel untuk ke bandung, bahkan ada beberapa pos dan juga company. Harga yang ditawarkan memang sedikit lebih mahal disbanding dengan bis atau kereta tetapi drop point to point dan kepastian keberangkatan ternyata travel-travel ini masih bisa survive. Bahkan jam keberangkatannya pun tiap jam. Mulai 4.30 sampai 19.30 bisa dibayangkan begitu banyaknya orang yang lalulalang bandung-jakarta. Dan moda transportasi yang cepat memang jadi pilihan meski mereka harus membayar lebih. Seandainya saja ada shinkasen pastinya semakin banyak penduduk bandung yang bekerja di Jakarta denga tetap spend uang di bandung. Begitu pun dengan area penyangga yang lainnya.

Ternyata travel temenku lebih dahulu sampai, terpaut hampir setengah jam. Tak tahulah toh aku juga gak hapal rutenya. Yang jelas jam 10 sudah sampai di bandung. Sedikit kikuk karena seperemapt jam berlalu yang jempu tak kunjung datang. Ternyata dia menunggu di tempat yang lain. Fuh… bandung tak terlalu macet jalanan hari ini. Took-toko baru saja mulai buka, di sebrang jalan terlihat anak-anak sekolah yang sednag berlari. Deretan factory outlet dengan fashion tterbaru seakan menarik orang untuk masuk ke dalamnya.

Sudah siang. Harus segera drop dulu pakaian, denagn motor pespa 2004 terseok menuju hotel B, yang sudah terlebih dulu dibookingkan admin. Bahkan temenku sudah cek in. halaman depan hotel terlihat sepi, terlebih setelah masuk kedalamnya. Kayaknya bangunan tua. Begitu masuk kamar perasaan tak sreg pun menyeruak. Ko seperti ini ya? Padahal superior tak sebanding dengan harganya. Aku dan temanku pun sepakat besok pindah hotel!

Senang rasanya berjumpa dengan sahabat, bahkan yang tak kalah senangnya adalah beberapa klien masih ingat dan menganal aku. Sehingga kemungkinan kerjasama pun semakin besar.

Ke bandung, pasti teringat dengan beberapa soulmate termasuk indri- ternyata sekarang lagi sakit. Sedih memang karena kita mesti berpisah, aku terlebih dulu pergi, kemudian tak lama kemudian menyusul epul yang pergi, kasihan… jadi teringat semua entang kita (peterpan). Canda, tawa…sempat berselorok- indri menakuti-nakuti bahwa hotel yang ditempatiku sekarang ada hantunya… dia sempat menginap di sini. Terbukti dia tahu detail hotel ini. Wah besok harus pindah…

Continue…


Read More......

17 Januari 2009

Dunia yang tak berubah

Dunia tak pernah berubah, bergulirnya waktu tak jua mampu merubah. Jakarta kota yang keras. Bahkan munkin lebih kejam daripada seorang ibu tiri. Jakarta kota yang tak pernah tidur. Geliat kehidupan terua terasa setiap detiknya. Jakarta kota yang menjanjikan berjuta orang datang untuk mengadu peruntungan. Jakarta kota yang menakjubkan, puluhan gedung beringkat berjajar di setiap sudutnya. Jakarta kota yang nyaman, berbagai keinginan dan tempat hiburan tersedia dengan mudahnya. Jakarta kota yang mengenaskan, deretan rumah liar dan gelandangan bejumput di setiap perempatan.

Tahun baru telah datang. Ribuan bahkan jutaan orang telah berikrar mengucapkan resolusi dan harapan barunya. Mungkin tidak bagi bapak yang satu ini. Pagi buta seperti juga jutaan orang lainnya di kota ini, dia sudah bergegas menggelar semua peralatannya. Ya walau hujan tak henti membasahi kota ini, pak tua pun tak surut menjalani pekerjaannya.




Seperti pagi ini, kuseret gorden jendela kamar, awan hitam bergelayut menghilangkan sinar pagi yang biasanya membangunkan diri. Terlihat jelas di seberang jalan pak tua dengan atu box kecil dan satu paying kecil telah setiap melayani pelanggannya. Meskipun saya tidak pernah melihat ada pelanggan datang tapi rupanya sang tua tak pernah bergeming dari tempatnya.

Genap setengah tahun di sini, pak tua tak juga bergeser dari tempatnya. Pekerjaannya yang hanya membetulkan jam tangan, ya mungkin hanya sekedar ganti baterai tetap ia lakoni dengan setia. Tak mudah memang, tapi itulah sedikit gambaran kerasnya ibu kota. Jam 6 pagi sang tua telah besiap siaga, tak pernah terlihat keluh kesah meski hanya menyepi sendiri dan berada di jalanan yang notabene bukanlah jalan utama. Layaknya jam kantor setengah 6, terkadang baru jam 5 dia membereskan peralatannya dan bergegas pulang.

Resolusi atau harapan mungkin jadi impian segelintir orang. Bagi sang tua dan juga mungkin jutaan orang lainnya yang ada di ibu kota ini, hari-harinya selalu sama. tak ada yang istimewa meski hari, bulan dan tahun berganti. Dan mereka pun tak pernah tahu kapan mereka akan berhenti menjalani pekerjaannya ini. Mungkin sampai mereka sudah tak mampu lagi.


Read More......

16 Januari 2009

ulang tahun

Sudah dua hari ini cuaca jakarta sedikit cerah, setelah 4 hari berturut-turut di guyur hujan deras. Setidaknya ini suatu kesempatan untuk air meresap ke perut bumi. Hari ini, seperti hari kemarin sangat sepi, maklum hampir sebagian besar berangkat ke rakernas yang diselenggarakan di puncak.

Hanya ada 5 orang di kantor. Kerjaanku sendiri bisa dibilang sudah rampung tinggal mengajukan acc ke si bos. ada rasa enggan untuk beredar, namun itu tak lama. Perassan itu sirna setelah sebuah email pink masuk ke komputerku.warna-warni email membuta mataku terbelalak,ya email dari seorang staf HRD...


Ya knapa tidak panik ? dia mengirim ke semua orang d kantor ini ucapan selamat ulang tahun untukku ! padahal trus terang aku saja tidak ingat. Malum seumur hidupku aku tidak pernah merayakan ulang tahun. Apa seh urgensinya ? toh pasri terlalui ? toh pasti terjadi ? dan kalau diresapi kenapa kita senang padahal jatah usia kita berkurang ?

Beruntunglah di kantor hanya sedikit orang tersisa, jadi tidak begitu heboh terasa. Meski demikian orang-orang yang kukenal di setiap lantai pasti menyapa mana traktirannya. Huh tradisi dari mana .....

Ulang tahun- ya suatu yang mungkin untuk jaman sekarang sudah tradisi untuk dirayakan. Keponakanku saja merengek2 ketika ulangtahunnya tidak dirayakan. Bahkan tradisi baru ini sampai juga ke desa-desa ya meski bentuknya lebih sederhana dan dikaitkan dengan agama, misalnya saja dengan potong tumpeng dsb.

Ulang tahun sering disambut dengan sukacita padahal secara logika itu artinya jatah usia kita berkurang, secara perlahan tapi pasti kita kian mendekat kepada kematian.

Ulang tahun bahkan kadang digelar dengan kemeriahan dan kemewahan, ajang untuk mempertontonkan semua kekayaan.

Ulang tahun kadang disertai dengan harapan-harapan. Ya harapan-harapan yang seharusnya setiap saat dipanjatkan.

Entahlah aku tidak pernah peduli dengan ulang tahu. Toh tahun terus berganti, hbulan terus berlalu dan hari-hari berlarian saling mengalahkan. Kita memang hanya menunggu kematian. Sehingga arti kehidupan selayaknya dirasakan di setiap hari yang pasti berganti. Bukan pada saat tertentu saja.

Entahlah ulang tahun memang bukan tradisi yang mesti! Bahkan asal usulnya pun tidak pernah diketahui

Entahlah ulang tahun adalah sesuatu yang nisbi karena tahun tak mungkin berulang, hari tak mungkin terganti !

Entahlah satu yang pasti kita pasti MATI !




Read More......

15 Januari 2009

raker

Tahun baru! Spirit baru ! resolusi baru! Ya itulah biasanya yang banyak dilakukan orang di setiap awal tahun pun dengan perusahaan. Minggu awal januari dipenui dengan banyak persiapan untuk rakernas. Mempersiapkan segala hal dari konsep hingga teknis pelaksanaannya. Kami memang bukan berada di perusahan yang besar tetapi kami optimis bisa besar!

Tahun sebelumnya, di multinational company annual meeting dilakukan di hotel mewah dan begitulah tradisinya namun saya di sana hanyalah sebagai peserta. Kini meski raker diselenggarakan di HO, tetapi sayalah perancangnya, ikut terlibat dalam penyusunan agendanya.




Kami mempunyai 3 team marketer. Untuk tahun 2008 produk yang menjadi responsible saya di pasarkan oleh 2 team. Namun mengingat hal ini menyebabkan kedua team tersebut tidak focus, maka tahun 2009 saya alihkan hanya ke satu team. Sehingga tidak ada alasan lagi ! tidak bisa lagi setengah hati. Ada plus minusnya memang, tetapi semua telah dipertimbangkan. Share penjualan team yang kemudian berbahagia mendapatkan tanggung jawab penuh atas produk saya masih belum terlalu besar, makanya untuk raker pun hanya di selenggarakan di HO. Sedangkan untuk team yang satunya lagi dilakukan di puncak. Untuk menimbulkan kecemburuan memang !

Jauh berbeda dengan multinational company ! karena biasanya seragam meeting sudah di drop. Untuk local company saya harus muter-muter matahari untuk mencari kostum untuk meeting. Pakaian meeting yang ditentukan tidak sesuai dengan style, tapi gapapa nambah koleksi ! narxiz !!!
Tidak seperti biasanya raker kali ini dimulai dengan hari minggu, extra ordinary ! dan seharian inilah sesi yang diberikan untuk jajaran saya. Ada banyak kekecewaan! Bagaiman tidak semua yang telah diberikan, training dsb ternyata belum begitu dipahami oleh team tak heran jadwal pun molor hingga memaksa kami pulang jam 9 malam. Itu pun masih dengan banyak catatan dan dianggap beberapa sudah lulus. Implementasinya ketika bulan –bulan mendatang ke cabang akan dicek benar mengenai apa yang telah disampaikan !

Positifnya dengan dimulainya hari minggu maka saya dapat cuti pengganti ! ya tanggal 26 libur saya bisa tambahkan di sana, lumayan jadi 4 hari free ! teapi bayangan tu sedikit pudar karena ternyata taggal 24 telah dishedulkan untuk ricek hasil raker khusus bagi jabotabek…meski demikian si bos sudah acc

Perjalanan raker masih berlajut ! dan sesi-sesi berikutnya adalah sesi sebagai ‘komentator’. Ada banyak hal yang harus benar-benar ditegaskan dan dicatat untuk kemudian terus dikejar ! ada banyak hal yang harus ditekankan sehingga team bisa dan MAU menjual produk saya…


Read More......

8 Januari 2009

Traveler (end)

Pulang ke rumah nenek seperti memutar waktu. Kembali ke masa lampau. Era 80an, ketika belum genap sewindu. Polos, bahkan untuk ngobrol pun tak bisa hanya satu kata makan ! maklum bahasa ibu yang kupahami sunda itulahmengapa hampir semua saudara saya tak bisa berbicara jawa.

Ya dari tahun 80an sampai sekarang tak banyak perubahan. Bahkan jembatan untuk menyebrang kali kecil pun masih terbuat dari bambu. Untunglah rupanya aru diperbaiki sehingga tak membuat pakaianku basah. Rumah-rumah tradisional jawa hampir masih utuh semuanya, hanya beberapa saja rumah gaya modern yang ada.



Rumah nenek sama hanya sedikit berubah hanya dibuat semi permanen, tetapi lantainya masih tanah. Di ruang tengah hanya ada meja jati besar dengan satu kursi panjang-tempat aku tidur. Nenek pun tidur di kursi yang sama di ruang belakang. Sedangkan buleku tidur di kamar depan. Hanya ada sedikit peralatan makan, yang cukup untuk 3-5 orang.

Malam tahun baru kali ini memang untuk menyepi. Belum pernah melewatkan pergantian tahun di desa ini. Desa yang asri, jauh dari keramaian, polusi dan hiruk pikuk kemacetan. Pergantian tahun kemarin dilewatkan bersama dengan geng narxiz di lembang. Namun bayangan akan sepinya desa pun buyar. Tepat pergantian tahun letupan mercon membuatku terperanjat. Membuyarkan semua mimpi. Di belakang terdengar riuh suara kambing yang rupanya juga kaget.

Yah era informasi ternyata menerobos masuk jauh ke tengah-tengah kampong. Menggeser sedikit demi sedikit budaya dan gaya hidup. Bahkan jauh di tempat ini. Entahlah mungkin dengan seiringnya waktu tak ada lagi perbedaan gaya hidup orang kota maupun desa, karena di zaman ini semuanya bisa disaksikan bersama, hanya dari sebuah kaca.
Meski demikian desa ini akan tetap di hati. Desa yang asri, sejuk bahkan mungkin untuk menemukan diri. Meski tak banyak waktu tersedia untuk menikmati semua keindahan desa, liburan kali ini sangat puas. Berhasil menemukan apa yang dicari selama ini.
Kini saatnya untuk pulang. Berkaca pada kejadian waktu berangkat maka tak maul ah naik kereta. Ingin rasanya mencoba naik bis. Dari gombong perlu merogoh 8000 perak untuk sampai ke terminal purwokerto. Menumpang bis yang penuh dengan asap rokok dan angin gelebug. Terminal purwokerto-ini kali kedua kakiku menginjak di sini. Waktu itu bersama teman untuk datang ke nikahnya boby.

Sayang! Dari terminal ini tidak ada bis untuk ke garut. Perlu ke tasik terus lanjut ke garut atau naik bandung turun di nagreg. Namun pilihan pertama agak mustahil karena waktu telah menunjukkan jam 5, akan sampai ke tasi sampe jam 8. Sudah tak ada lagi bis. Tak ada pilihan lagi, bis yang tersedia hanya ada aladin itu pun masih lengang. Untunglah tidak banyak ngetem di sepanjang perjalanan. Purwokerto, cilacap, banjar, ciamis hingga sampailah ke tasik. Penumpang hanya 4 orang. Kami pun terpaksa pindah bis. Untunglah kakaku bersedia menjemput di limbangan.

Melelahkan. Jam 10 baru sampai. Tapi tak mengapa. Kudapat apa yang saya cari.

Read More......

6 Januari 2009

Traveler (part 1)

Liburan akhir tahun yang cukup panjang. Sebenarnya saya belum punya hak cuti karena baru separuh tahun di company ini, tetapi males juga masuk hanya 1,5 hari sedangkan kerjaan sudah selesai. Ngutang Cuti !!! ya ngutang 1,5 hari dapatnya seminggu lagian si boss pun acc. Traveler begins !

Kali ini saya ingin merasakanpulang siang hari, dengan seorang keponakan di siang bolong perjalanan pun dimulai. Namun rupanya keberuntungan tak berpihak karena pada saat itu terjadi antrean panjang di ruas tol cikampek. Prediksi sampe rumah jam 6 pun meleset ! molor sampe jam 8 padahal jam segini sudah tidak ada angkot! Kakak yang biasanya jemput handphonenya tidak aktif lagi. Panik! Akhirnya dengan terpaksa meski dengan perasaan khawatir satu-satunya cara ya naik ojeg. Perlu setengah jam untuk sampe rumah.



Setelah gagal dengan acara bagpacker karena tidak bisa cuti dadakan. Liburan tahun ini akan saya habiskan di rumah nenek-gombong. Menyepi. Merenungi setahun yang telah berlalu. Merenungi apa yang telah diperbuat.

Perjalanan ke rumah nenek biasa di tempuh dengan kereta ekonomi dari stasiun cibatu, soalnya untuk kereta bisnis/maupun eksekutif tidak berhenti di stasiun ini dan juga tidak berhenti di stasiun gombong. No choice ! perjalanan lewat bus pun belum pernah sama sekali.

Hitung-hitung bernostalgila…selama kuliah selama 5 tahun di jogja kereta ini pun yang menjadi moda transportasi ke kota pelajar sana. Ada yang sangat saya rindukan di kereta ekonomi ini ! Nasi pecel! Rasanya yang khas dan kombinasinya yang aneh membuat saya menyukai kuliner ini.

Kereta pun segera datang. Lagi-lagi lucky tidak berpihak. Kereta telah penuh sesak. Padahal cibatu termasuk stasiun awal, Start kereta dari bandung. Bau toilet pun segera terasa begitu kaki menaiki tangga kereta. Sudah tidak tersedia tempat duduk ! meski demikian seiring dengan lajunya kereta tidak ada pilihan toilet bau pun penuh dengan penumpang. Inilah nasib klas tiga. Klas yang terpinggirkan, perlu perjuangan meski hanya sekedar untuk angkutan.

Bau kereta yang terus semerbak telah menghilangkan rasa nikmatnya pecel. Hanya satu hal yang diinginkan kereta cepat sampai. Satu stasiun sebelum stasiun tujuan tepatnya di kroya, kereta pun terhenti lama. Satu hal yang menambah waktu perjalanan. Ganti lokomotif! Penumpang pun terlantar hampir satu jam. Beginilah nasib klas tiga. Sampai akhirna terbersit tidak akan lagi pulang menggunakan kereta ini!

Rasa ingin jumpa dengan sang nenek masih harus ditahan. Perlu waktu satu jam untuk menunggu angkot yang membawa ke rumah nenek penuh. Sungguh perjalanan yang sangat membosankan.
Continue…

Read More......

1 Januari 2009

Pesta bom tahun baru dan skenario pesimistis 2009

Hari pasti akan bergulir, bulan pasti akan berlalu demikian tahun pun pasti akan berganti. Aneh memang ribuan bahkan jutaan orang berpesta, berfoya hanya untuk menyaksikan sesuatu yang memang pasti adanya. Kerlap-kerlip dan ledakan kembang api menghiasi langit di hampir semua belahan dunia, semua terlena dalam pesta pergantian tahun baru termasuk kita-di Indonesia. Padahal di suatu daerah dimana kiblat kedua kita berada di saat yang sama mereka menangis ! langit mereka dihujani dengan bom-bom yang menggelegar menghancurkan semua bangunan. Tidak hanya rumah bahkan mesjid dan rumah sakit pun jadi incaran. Dimanakah hati kita ? layakkah kita berpesta ?





Kebiadaban israel terus berlanjut, armada darat dan laut pun sudah disiapkan ! mereka siap meluluhlantakkan Gaza dengan dalih menggilas Hamas. Sungguh sesuatu yang tidak rasional ! dimana logika kita ? perang yang benar-benar tak imbang ! hanya kekuatan Allah yang akan mengimbangi dan menghancurkan Israel ! Dimana logika kita ? korban dari palestina telah mencapai 400 orang dan 2000an terluka termasuk wanita dan anak-anak. Tahukah anda berapa orang yang mati di Israel ? hanya 1 orang !!!
Kemanakah hamas ? Kelompok mujahid yang akan tetap mengobarkan panji islam. Kemanakah mereka kan berlindung ! hanya Allah-lah tempat berlindung. Negara mesir tidak akan menerima mereka, karena gerakan keras Ikhwanul muslimin pun sudah dilarang di sana. Terlebih Mesir pun punya hubungan diplomatik dengan Israel. Yordania pun sama, mereka tak ingin mengulang kejadian pahit 38 tahun lalu-black september ketika menerima hamas, meraka jadi incaran Israel pula. Lebanon setali tiga uang. Tidak ada pilihan untuk hamas ! mati sahid atau hidup mulia ! dan pilihan pertamalah yang kini tersedia.

Inilah skenario pesimistis 2009 ! kebiadaban dan kekejian israel akan mengubah konstelasi politik di daerah timur tengah yang memang terus bergejolak. Terlebih Israel telah menyiapkan armada daratnya. Hal ini memungkinkan akan menyeret iran masuk ke dalamnya. Agresi Israel yang paling brutal dalam 6 tahun terakhir ini pun membawa polarisasi politik eropa. Paris tidak setuju dengan agresi ini sedangkan italia jelas-jelas mendukung tel aviv!

Inilah skenario pesimistis 2009 ! pembantaian manusia di beberapa belahan afrika, seperti di sudan dan beberapa Negara sub sahara terjadi begitu saja! Tanpa terekspos media. Inilah tragedi kemanusiaan yang membuka lembaran tahun baru.
Inilah skenario pesimistis 2009 ! krisis finansial yang melanda hampir semua Negara dunia. Ketidakberdayaan negara-negara besar pun akan membawa mereka untuk berfokus pada urusan Negaranya masing-masing. Kerusuhan di yunani telah menjadi bukti dari gonjangan keuangan global ini.

Tetapi pasti masih ada harapan ! kita harus tetap berjuang seperti hamas yang akan terus berjuang !


Read More......