17 Januari 2009

Dunia yang tak berubah

Dunia tak pernah berubah, bergulirnya waktu tak jua mampu merubah. Jakarta kota yang keras. Bahkan munkin lebih kejam daripada seorang ibu tiri. Jakarta kota yang tak pernah tidur. Geliat kehidupan terua terasa setiap detiknya. Jakarta kota yang menjanjikan berjuta orang datang untuk mengadu peruntungan. Jakarta kota yang menakjubkan, puluhan gedung beringkat berjajar di setiap sudutnya. Jakarta kota yang nyaman, berbagai keinginan dan tempat hiburan tersedia dengan mudahnya. Jakarta kota yang mengenaskan, deretan rumah liar dan gelandangan bejumput di setiap perempatan.

Tahun baru telah datang. Ribuan bahkan jutaan orang telah berikrar mengucapkan resolusi dan harapan barunya. Mungkin tidak bagi bapak yang satu ini. Pagi buta seperti juga jutaan orang lainnya di kota ini, dia sudah bergegas menggelar semua peralatannya. Ya walau hujan tak henti membasahi kota ini, pak tua pun tak surut menjalani pekerjaannya.




Seperti pagi ini, kuseret gorden jendela kamar, awan hitam bergelayut menghilangkan sinar pagi yang biasanya membangunkan diri. Terlihat jelas di seberang jalan pak tua dengan atu box kecil dan satu paying kecil telah setiap melayani pelanggannya. Meskipun saya tidak pernah melihat ada pelanggan datang tapi rupanya sang tua tak pernah bergeming dari tempatnya.

Genap setengah tahun di sini, pak tua tak juga bergeser dari tempatnya. Pekerjaannya yang hanya membetulkan jam tangan, ya mungkin hanya sekedar ganti baterai tetap ia lakoni dengan setia. Tak mudah memang, tapi itulah sedikit gambaran kerasnya ibu kota. Jam 6 pagi sang tua telah besiap siaga, tak pernah terlihat keluh kesah meski hanya menyepi sendiri dan berada di jalanan yang notabene bukanlah jalan utama. Layaknya jam kantor setengah 6, terkadang baru jam 5 dia membereskan peralatannya dan bergegas pulang.

Resolusi atau harapan mungkin jadi impian segelintir orang. Bagi sang tua dan juga mungkin jutaan orang lainnya yang ada di ibu kota ini, hari-harinya selalu sama. tak ada yang istimewa meski hari, bulan dan tahun berganti. Dan mereka pun tak pernah tahu kapan mereka akan berhenti menjalani pekerjaannya ini. Mungkin sampai mereka sudah tak mampu lagi.


0 komentar: