24 Januari 2009

Sinetron Kehidupan

Jumat pagi si boss sms bahwa agenda untuk mock detailing team yang menjadi tanggung jawab saya belum ada. Bar akan dimulai bulan depan. Ah senangnya ! ya saya sudah di bandung ! sudah dekat ke rumah apalagi seninnya hari libur ! ngapain lagi makin mantaplah liburan at home!




Kembali ke rumah, merupakan waktu yang bagus untuk beristirahat. Melupakan sejenak tugas-tugas kantor, hiruk pikuk Jakarta dan strees yang dibuatnya. Kembali ke rumah, kembali menghirup udara segar pedesaan yang membuat badan kembali fresh ! Garut terkenal dengan dinginnya, ya itu pula yang kurasakan. Sudah lama merantau kembali ke rumah masih tetap perlu adaptasi. Hawanya yang sejuk sangat enak untuk tidur. Entahlah saya pun tak mengerti, kalau di Jakarta hampir setiap hari baru bisa pulas di jam 12, namun di sini jam 8 pun setan ngantuk sudah menghampiri, meski sudah tidur siang sekalipun. Tak heran pula bibi dan pamanku betah kalau liburan ke rumah. Enak buat istirahat katanya.

Saudaraku Popeye- sang pelaut baru saja mendarat. Senin kemaren. Ya setelah hampir setahun lebih berlayar akhirnya pulang juga. Sebulan setelah menikah dia harus pergi melaut untuk kerja. Bahkan anak pertama lahir pun tidak bisa menjadi saksi karena masih berada di tengah lautan. Kini akhirnya kembali, membawa sekoper uang sebagai pengganti rasa kangen yang lama terpisahkan.

Dudk bersama denagn sanak saudara, memutar ulang kisah lama. Kisah masa lampau ketika saya belum lahir ke dunia. Kisah yang memilukan dan mungkin tak pernah kubayangkan. Ya kisah saudara-saudaraku waktu kecil yang dibuang oleh ayahnya karena mendua. Layaknya kisah sinetron bahkan lebih penderitaan mereka. Itu yang sekilas terbaca ketika emak bertutur. Perjuangan yang berat. Kisah yang menjadi penggugah bahwa kita harus tetap berjuang. Kita harus tetap tegar. Dan satu keyakinan bahwa dunia ini pasti akan berputar.

Empat orang anak kecil yang kucel dan kumuh yang tak dinafkahi ayahnya. Mereka kelaparan ! jangan tanya untuk pakaian atau pun perhiasan! Berharap dapat nasi di rumah ibu tiri namun apalah mereka hanya dikunci dan baru diberi amakan setalah siang hari. Sempat mereka tercerai karena 2 diantaranya diminta orang, namun tak kunjung lama karena toh di rumah orang juga mereka tidak senang, mereka dijadikan pembantu!

Sang ibu hanyalah orang biasa yang juga dimurka oleh orang tua, begitu pula saudara-saudaranya. Sang ibu pun berjuang untuk menghidupi semua anaknya. Dan juga satu tekad yang kuat mereka harus sekolah. Satu prinsip yang mungkin sangat jarang mengingat masa itu orangorang berpikiran pendek. Buat apa sekolah ? sang anak kucel pun berangsur-angsur dewasa, mereka mulai bisa berbenah diri meski dengan seadanya. Mereka bisa sekolah !

Para pelaku sinetron itu kini masih ada. Ya sinetron kehidupan yang sangat memilukan. Itulah getirnya kehidupan dulu. Tetapi mereka kini bisa berseri, mereka bisa menunjukkan kepada sekitar bahwa mereka tidak kucel lagi, bahakan mereka kini statusnya jauh disbanding dengan mereka yang mencacinya dulu, mereka yang menghina dan menjadikannya pembantu dulu. Bahakan mereka bisa pamer kepada saudara-saudara tirinya yang dulu sangat dimanja dan dipuja.

Ya sekolah! Ilmu bisa mengubah semuanya! Janganlah berhenti untuk mencari ilmu. Ilmu bisa menghasilkan harta tetapi tidak sebaliknya. Ada hikamah disetiap perjalanan hidup. Tergantung bagaimana kita menyikapi dan mensyukurinya.

0 komentar: