6 Januari 2009

Traveler (part 1)

Liburan akhir tahun yang cukup panjang. Sebenarnya saya belum punya hak cuti karena baru separuh tahun di company ini, tetapi males juga masuk hanya 1,5 hari sedangkan kerjaan sudah selesai. Ngutang Cuti !!! ya ngutang 1,5 hari dapatnya seminggu lagian si boss pun acc. Traveler begins !

Kali ini saya ingin merasakanpulang siang hari, dengan seorang keponakan di siang bolong perjalanan pun dimulai. Namun rupanya keberuntungan tak berpihak karena pada saat itu terjadi antrean panjang di ruas tol cikampek. Prediksi sampe rumah jam 6 pun meleset ! molor sampe jam 8 padahal jam segini sudah tidak ada angkot! Kakak yang biasanya jemput handphonenya tidak aktif lagi. Panik! Akhirnya dengan terpaksa meski dengan perasaan khawatir satu-satunya cara ya naik ojeg. Perlu setengah jam untuk sampe rumah.



Setelah gagal dengan acara bagpacker karena tidak bisa cuti dadakan. Liburan tahun ini akan saya habiskan di rumah nenek-gombong. Menyepi. Merenungi setahun yang telah berlalu. Merenungi apa yang telah diperbuat.

Perjalanan ke rumah nenek biasa di tempuh dengan kereta ekonomi dari stasiun cibatu, soalnya untuk kereta bisnis/maupun eksekutif tidak berhenti di stasiun ini dan juga tidak berhenti di stasiun gombong. No choice ! perjalanan lewat bus pun belum pernah sama sekali.

Hitung-hitung bernostalgila…selama kuliah selama 5 tahun di jogja kereta ini pun yang menjadi moda transportasi ke kota pelajar sana. Ada yang sangat saya rindukan di kereta ekonomi ini ! Nasi pecel! Rasanya yang khas dan kombinasinya yang aneh membuat saya menyukai kuliner ini.

Kereta pun segera datang. Lagi-lagi lucky tidak berpihak. Kereta telah penuh sesak. Padahal cibatu termasuk stasiun awal, Start kereta dari bandung. Bau toilet pun segera terasa begitu kaki menaiki tangga kereta. Sudah tidak tersedia tempat duduk ! meski demikian seiring dengan lajunya kereta tidak ada pilihan toilet bau pun penuh dengan penumpang. Inilah nasib klas tiga. Klas yang terpinggirkan, perlu perjuangan meski hanya sekedar untuk angkutan.

Bau kereta yang terus semerbak telah menghilangkan rasa nikmatnya pecel. Hanya satu hal yang diinginkan kereta cepat sampai. Satu stasiun sebelum stasiun tujuan tepatnya di kroya, kereta pun terhenti lama. Satu hal yang menambah waktu perjalanan. Ganti lokomotif! Penumpang pun terlantar hampir satu jam. Beginilah nasib klas tiga. Sampai akhirna terbersit tidak akan lagi pulang menggunakan kereta ini!

Rasa ingin jumpa dengan sang nenek masih harus ditahan. Perlu waktu satu jam untuk menunggu angkot yang membawa ke rumah nenek penuh. Sungguh perjalanan yang sangat membosankan.
Continue…

0 komentar: